B2

B2
mencintaimu selamanya....

Sabtu, 05 Maret 2011

Musibah atau Berkah bila Seatap dengan MERTUA????

Semua orang yang menikah pasti ingin punya rumah sendiri. Namun, ada banyak hal yang menyebabkan itu harus ditunda dulu dan kemudian tinggal bersama mertua. Suka-dukanya pasti ada. Seseram yang pernah Anda dengarkah?

Ira pulang agak larut tadi malam. Pekerjaan di kantor agak banjir dan tak ada yang bisa ditunda. Setibanya di kamar tidur, ia langsung melemparkan tubuh ke atas tempat tidur. Rasanya baru saja ia memejamkan mata saat mendengar ketukan di pintu yang makin lama makin keras. Dengan langkah gontai, ia bangun dari tempat tidur dan membuka pintu kamar. "Kalian enggak ke kantor? Sudah jam lima lho," kata ibu mertua dengan wajah cemas.

Rasanya Ira ingin tubuhnya ditelan bumi. Badannya masih lemas, matanya terasa berkilo-kilo beratnya, tapi harus tetap bangun. Padahal, ia sudah diberi keringanan oleh bos hari itu ia boleh ke kantor agak siang. Di depannya, sang mertua tetap menunggu jawaban, dan Ira tahu mertuanya itu tak akan berlalu tanpa jawaban yang memuaskan. "Ke kantor, Ma," jawab Ira pelan.

Ira tinggal bersama mertuanya sekitar tiga tahun. Pada awalnya, ia tak punya masalah berarti. Ibu mertuanya bukan orang lain, masih saudara dekat, hingga ia sudah punya "modal" cukup tahu tentang karakter mertuanya. Tapi makin ke sini, ia merasa privasinya tinggal sepotong kecil. Hampir semua kehidupan di rumah tak lepas dari "pengawasan" sang mertua. Pondok Mertua Indah dirasanya seperti sudah ruang penyidikan.

Ia lalu teringat soal cokelat yang diletakkanya di meja rias. Ia membeli itu untuk mengenang masa lalu. Waktu pacaran dulu, ia dan suaminya sering membeli sebatang cokelat sebelum masuk ke gedung bioskop. Tadi malam mereka berdua seru-seruan bercerita masa pacaran. Sisa cokelat Ira taruh di atas meja rias. Pagi-pagi, seperti biasa, ibu mertua sudah mengetuk pintu kamar dan langsung berkomentar saat melihat cokelat itu. "Kok punya cokelat diam-diam saja sih. Pelit ih," katanya sambil masuk ke kamar dan langsung mencomotnya. Ira hanya melongo dan tak bisa berbuat apa-apa.

SOAL PRIVASI
Ada serenceng kejadian yang bikin Ira kesal. Tapi, sebenarnya semuanya bermuara pada soal privasi. Dan satu "kesalahan" Ira hingga ia harus menerima semua itu. Ia merasa sudah cukup mengenali mertuanya hingga tak merasa perlu membuat kesepakatan dengan suaminya mengenai dos & donts saat memutuskan tinggal di rumah mertua. Bertamu dan menetap dalam waktu yang cukup lama merupakan hal yang sangat berbeda.

Ketika bertamu atau main ke rumah calon mertua yang berlaku adalah aturan tamu. Sejumlah privilege diberikan, misalnya, tak perlu ke dapur, minuman disiapkan, dan Anda diberikan waktu untuk berdua. Namun, ketika sudah menetap di rumah mertua, yang berlaku adalah aturan bagi penghuni.

Memang awalnya masih ada toleransi bagi penghuni baru karena masih dalam tahap transisi dari tamu ke penghuni. Namun, lama-lama toleransi itu akan menipis dan habis. Inilah yang dialami Ira. Ia tak beda di mata ibu mertua, ia sudah dianggap seperti anak-anaknya yang lain. Pada saat itulah privasi jadi menipis.

Agar nasib seperti Ira tak menimpa Anda, pertama buatlah kesepakatan dengan suami. Anda mengerti kalau menetap di rumah mertua Anda tak bisa mengharapkan kehidupan yang full privasi. Anda harus berkompromi. Tapi itu tak berarti Anda tak boleh memilikinya. Bicarakan kepada suami apa yang Anda harapkan.

Pada masa awal pernikahan, privasi memainkan peran penting. Soalnya, Anda dan suami masih dalam tahap penyesuaian diri. Banyak hal yang Anda berdua harus bicarakan tanpa komentar orang lain. Kalau tahapan ini terganggu, maka penyesuaian diri pun tak berjalan mulus.

Anda juga harus membuat kesepakatan dengan kedua mertua, terutama ibu mertua. Rasanya Anda tak akan bisa berbicara blak-blakan dengannya. Anda dapat meminta suami untuk membicarakan hal ini atau menyampaikannya secara tidak langsung. Misalnya, saat nonton teve dan mengomentari sinetron atau film yang sedang ditayangkan yang menggambarkan soal privasi atau hubungan menantu mertua.

Bila hal ini bisa diselesaikan dengan baik rasanya hubungan Anda dengan suami tetap lancar dan tak harus membuatnya berada di posisi sulit (pilih istri atau ibu), atau membuat Anda tak betah berada di sana. Tapi kalau boleh memberi saran: sebetah-betahnya Anda di sana, percaya deh lebih enak hidup di rumah sendiri.


Pengalaman Pribadiku:

Sumpeeehh.....seindah2nya rumah mertua lebih indah tinggal sendiri walau hanya dirumah kontrakan kecil. Selain untuk tempat belajar mandiri, tinggal jauh dari mertua juga menghindari konflik. Bagaimanapun sifat, watak dan cara pandang kita pasti berbeda. Mertua maunya begini, kita maunya begitu. Kita juga akan terhindar dari omelan, omongan, sindiran, bahkan muka mertua yang masam karena sikap kita ngga sesuai dengan kemauannya. Misalkan aja nih kita lagi malas ngapa2in, kalau tinggal terpisah dari mertua kan kita bisa santai sambil nunggu mood-nya dateng. Tapi kalau dirumah mertua gimana kita bisa santai, pagi2 harus udah bangun bikinin sarapan, minuman, nyapu, ngepel dll.....hoohooo "ENGGA BANGET" lah yaaauuuu.....kalau kita wanita karier sih ngga begitu tersiksa, tapi kalau kaya aku ini yang hanya ibu rumah tangga...whuuaaaa.....B.A.H.A.Y.A!!!! Masa kehidupan seperti itu terus2an tiap hari..ya bisa mati berdiri. Bagai dipenjara.....


Bagaimanapun juga kalau hidup seatap dengan mertua itu "NGERI". Pasti dalam hal apapun maunya ikut campur. Ngga hanya keputusan suatu masalah, tapi juga menu makanan, sikap, dan banyak hal yang akan menjadi incaran kritik dari mertua. Memang....tidak semua mertua itu tipenya sama. Kalau dapet mertua yang pengertian, tidak sok berkuasa, bukan tukang ngerumpi, dan bukan mata duitan sih ngga masalah. Tapi kalau dapet mertua seperti itu...saranku...hiduplah terpisah dari mertua. Apalagi kalau suami ngga bisa bijaksana dalam menghadapi konflik mertua-menantu....REPOOOT!!







2 komentar:

  1. Stuju saya bun apa yg ada di pengalaman bunda

    BalasHapus
  2. Aduh.. Sy bngt.. Sjk thn prtma nikah, udah pngn misah tp suami blm mau.. Lama2 mkin terasa.. Ini tahun ketiga.. Harus bisa pisah rumah!!!!

    BalasHapus